Sebagai tindak lanjut dari Nota Dinas dengan nomor ND-0218/UN2.F6.D.WDA/PDP/2022 tertanggal 02 Maret 2022 tentang Pelaksanaan PTM Terbatas Semester Genap Tahun Akademik 2021/2022, FEB UI akan mulai memfasilitasi penyelenggaraan Pembelajaran Tatap Muka (PTM) terbatas mulai tanggal 07 Maret 2022.
PTM ini dikhususkan bagi kelas yang telah menyatakan kesediaannya untuk diselenggarakan secara luring. Tidak hanya itu, beberapa persyaratan juga harus dipenuhi oleh mahasiswa, seperti sertifikat vaksin yang kedua, surat ijin orang tua, hingga surat pernyataan tidak melakukan perjalanan jauh selama mengikuti PTM.
Menindaklanjuti hal tersebut, Badan Otonom Economica melakukan liputan khusus mengenai jalannya kegiatan PTM FEB UI di hari pertama.
Hari Pertama PTM Terbatas Diwarnai Prokes Ketat
Di hari pertama PTM, FEB UI membuka kelas dengan dua mata kuliah, yaitu Tata Kelola Perusahaan dan Manajemen Risiko serta Pengantar Ekonomi 2. Terlihat suasana FEB UI yang tetap lenggang dengan sedikit aktivitas, namun tetap menerapkan protokol kesehatan dengan ketat.
Setiap pintu masuk dilengkapi dengan desinfektan, termometer, dan kode QR yang mesti dipindai oleh setiap orang yang ingin memasuki wilayah FEB UI. Masker juga wajib digunakan selama berada di lingkungan UI dan FEB UI. Selain itu, setiap pintu masuk FEB UI dijaga oleh petugas keamanan yang bertugas memandu dan menerangkan prosedur protokol kesehatan yang ada.
Kapasitas kelas yang digunakan untuk melaksanakan PTM maksimal sebesar 50% dari total yang dapat digunakan untuk kelas besar. Di dalam kelas, bangku antar mahasiswa diberi jarak sekitar 1,5 meter untuk mencegah penyebaran Covid-19. Mahasiswa juga dihimbau keras untuk tidak berkerumun dan berbincang selama berada di lingkungan FEB UI.
PTM Sudah Siap dari Semester Sebelumnya
Ditanya mengenai konsiderasi pelaksanaan PTM, Irfani Fithria Ummul Muzayanah selaku Kepala Kantor Kemahasiswaan Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB UI), menerangkan bahwa kondisi pandemi dan permintaan mahasiswa merupakan dua hal yang sangat dipertimbangkan.
“Terdapat arahan dari pihak UI dan Kemendikbud yang memberikan keleluasaan untuk menyelenggarakan PTM apabila sanggup, kasus Covid-19 yang semakin menurun, serta kondisi mahasiswa yang terus menanyakan rencana perkuliahan offline”, terang Irfani.
FEB UI sebenarnya sudah siap melaksanakan kuliah luring sejak semester kemarin. “Secara prosedur fakultas sudah punya, cuman beberapa di antara prosedur dan persiapan dipenuhi berjalan menyesuaikan kondisi (learning by doing) jadi kami baru memutuskan untuk menyelenggarakannya saat ini,” terang Irfani.
Dalam persiapan melaksanakan PTM, BEM juga sedikit banyak ikut andil dalam beberapa permasalahan. “Walau keputusan penuh PTM berada di pihak fakultas, kita (BEM FEB UI) ikut andil dalam mengadvokasikan kebutuhan dan kondisi mahasiswa saat ini serta memberikan saran-saran berdasarkan riset kepada fakultas.”
Lebih jauh, pihak BEM pun turut serta membantu fakultas untuk mengkoordinasi kegiatan-kegiatan mahasiswa yang bisa dilakukan di kampus. “Pada awal semester ini kami juga diminta untuk mengkoordinasi percobaan kegiatan-kegiatan mahasiswa di kampus,” terang Rafli.
Semua Dosen diberikan Kesempatan Menyelenggarakan PTM
Terkait masalah persyaratan yang harus dipenuhi dosen, Irfani menjelaskan, masalah umur dan riwayat penyakit, seperti komorbid sangat diperhatikan oleh fakultas. “Berdasarkan peraturannya, (umur) dosen under 45, mempertimbangkan komorbid, dan semacamnya,” jelas Irfani.
Meskipun demikian, beberapa dosen yang umurnya lebih dari 45 tahun pun turut menghendaki pengadaan PTM pada mata kuliah yang mereka ampu. Irfani menerangkan, bahwa dosen yang diizinkan melaksanakan PTM secara kesehatan juga memungkinkan.
“Ada dosen yang umur under 45, tetapi karena kendala kesehatan juga ga bisa kan, yang penting sudah divaksin, sehat, tidak komorbid yang memberatkan diperbolehkan (PTM),” lanjut Irfani
Dosen dapat memilih penyelenggaraan PTM dengan dua skema, yaitu blended dan hybrid. “Blended dilakukan dengan skema selang-seling antara offline dan online serta ketika offline semua wajib datang ke kampus. Sedangkan hybrid ada saat perkuliahan offline berlangsung terdapat sebagian (mahasiswa) di kelas dan ada sebagian di rumah,” terang Irfani.
Adapun, kondisi hybrid ini dimaksudkan untuk beberapa kejadian yang tidak terduga. “Misalnya ada mahasiswa yang seharusnya presentasi, tetapi tanpa diduga dia positif atau keluarganya karantina. Hal itu bisa difasilitasi,” lanjut Irfani.
Harapan & Tantangan Keberlangsungan PTM ke Depan
Bagi mahasiswa yang mengalami permasalahan dalam pelaksanaan PTM, BEM FEB UI membuka ruang yang luas untuk menyampaikan aspirasi. “Dan jika teman2 memiliki permasalahan, tenang saja karena link pengaduan mengenai kebutuhan dan permasalahan mahasiswa tetap terbuka hingga saat ini,” lanjut Rafli. Ia pun berpesan bagi mahasiswa yang mengalami masalah informasi terkait fasilitas yang terdapat di FEB UI, dapat mengunjungi instagram @adkesma.bemfebui.
Adapun, tantangan yang akan dihadapi oleh fakultas terkait pelaksanaan UTS. Menurut Irfani, ujian daring kurang ideal untuk mengukur kemampuan siswa karena pengawasan ujian yang tidak maksimal. Namun, kondisi yang masih labil menyebabkan pihak fakultas masih enggan untuk mengadakan ujian offline untuk semua program.
“Jadi caranya mungkin nanti soal UTS-nya kita buat lebih banyak analisis untuk mencegah seminimal mungkin kecurangan selama ujian,” tutup Irfani.
Editor: Tahtia Sazwara, Muhammad Ramadhani
Discussion about this post