Setiap 4 tahun sekali, Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) UI melakukan perubahan kurikulum yang diberikan kepada mahasiswanya. Kurikulum baru kembali dibentuk menyusul perubahan kurikulum terakhir yang dilakukan pada tahun 2016 yang lalu. Perubahan kurikulum 2020 ini bertepatan dengan dikeluarkannya kebijakan Merdeka Belajar—Kampus Merdeka (MBKM) sesuai Permendikbud RI No. 3/2020. Lalu, apa saja yang menjadi pertimbangan untuk menetapkan kurikulum baru ini?
Menjaga Relevansi Bahan Ajar
Ketua Departemen Manajemen, Arief Wibisono, menyampaikan bahwa pembaruan kurikulum perlu dilakukan demi menjaga relevansi bahan ajar. “Pembaruan kurikulum pada intinya adalah suatu hal yang positif karena bertujuan untuk menjaga relevansi kurikulum dengan perkembangan yang ada” ujar Arief. Namun, perubahan yang dilakukan bukanlah tanpa hambatan, banyaknya hal yang harus disesuaikan menjadi pekerjaan rumit yang harus dihadapi, “seperti penugasan pengajaran dosen, pemahaman dosen-dosen pembimbing akademis mengenai kurikulum baru, ketersediaan bahan pembelajaran, kemungkinan bertambahnya mahasiswa peminat mata kuliah yang berasal dari fakultas lain” imbuh Arief. Kurikulum baru yang didasarkan pada kurikulum merdeka memberikan kebebasan bagi mahasiswa dalam mengambil mata kuliah yang sesuai dengan minat yang sejalan dengan aspirasi kariernya di masa depan.
Arief juga menyampaikan bahwa major review kurikulum sendiri merupakan bagian dari kebijakan UI yang harus dilakukan setiap 4 tahun sekali. Waktu review yang bertepatan dengan dikeluarkannya kebijakan MBKM menghasilkan perubahan kurikulum yang cukup signifikan, seperti capaian pembelajaran minimum mahasiswa suatu program studi saat ini yang sebelumnya sebanyak 112 satuan kredit semester (SKS) menjadi 100 SKS serta pemberian hak untuk mengambil mata kuliah dari program studi atau fakultas berbeda kepada mahasiswanya.
Keleluasaan dalam Memilih Mata Kuliah Sebanyak 44 SKS
Menurut Chaikal Nuryakin, Ketua Program Studi S1 Ilmu Ekonomi, kebebasan bagi mahasiswa untuk mengambil mata kuliah di program studi atau fakultas lain sudah dilakukan pada kurikulum 2016. Bedanya dengan kurikulum terbaru, apabila pada kurikulum 2016 mahasiswa diharuskan mengambil 120-125 SKS untuk dianggap lulus dengan kebebasan 11-12 SKS, sekarang mahasiswa baru dapat lulus dengan 100 SKS dengan 44 SKS menjadi pilihan.
“Keleluasaan ini penting karena kurikulum sifatnya rigid dan dengan keleluasaan ini maka, nanti tingkat 3, mahasiswa akan memilih mata kuliah yang (akan) memaksimumkan kebutuhan dia pada saat itu” jelas Chaikal. Selain itu, Chaikal juga mengatakan bahwa mahasiswa angkatan 2017/2018/2019 akan tetap mengikuti kurikulum 2016, sedangkan mahasiswa 2020 akan menggunakan kurikulum terbaru dengan Kampus Merdeka. Dengan demikian, mahasiswa lama Kelas Khusus Internasional program gelar tunggal akan tetap melaksanakan mata kuliah MPKT-B. Untuk mahasiswa ilmu ekonomi, Chaikal menyarankan untuk mengambil mata kuliah dari jurusan teknik industri, matematika, ilmu komputer, sosiologi, antropologi, dan hubungan internasional sebagai pemanfaatan kurikulum terbaru ini.
Dyah Setyaningrum: Kurikulum untuk Angkatan 2020 Terus Mengalami Penyempurnaan
Persiapan untuk perubahan kurikulum ini sudah direncanakan sebelumnya. Menurut Dyah Setyaningrum, Ketua Program Studi S1 Akuntansi, fakultas telah banyak melakukan persiapan. Salah satunya, mereka telah meminta masukan dari seluruh stakeholders (alumni, employer, mahasiswa, dosen), dan juga mengadakan rapat intensif dengan tim kurikulum program studi, fakultas, dan mengikuti kebijakan universitas.
“Kurikulum yang mulai diterapkan untuk angkatan 2020 ini akan terus mengalami penyempurnaan dalam implementasinya, karena banyak mata kuliah baru dan juga panduan yang harus disiapkan, khususnya ketika mahasiswa mulai menggunakan hak merdeka belajarnya. Dengan ini, mahasiswa bisa memanfaatkan dengan baik hak merdeka belajar untuk hal-hal yang bermanfaat yang dapat memperkaya pengalaman (hard-skills dan soft-skills) sehingga siap berkompetisi pada saat lulus nanti. Mahasiswa bisa mengambil exchange/magang tidak hanya 1 semester tapi bisa (sampai) 2 semester” ujar Dyah. Selain itu mahasiswa juga bisa terlibat dalam kegiatan riset, kewirausahaan, proyek di desa, dan lainnya yang akan dibuatkan pedoman lebih lanjut.
Berkaitan dengan perubahan kurikulum ini, Ketua Program Studi S1 Bisnis Islam Ibu Sri Rahayu Hijrah Hati mengharapkan agar kompetensi mahasiswa menjadi lebih baik sehingga mereka dapat berkompetisi dengan baik di industri yang mereka minati. Lebih dari itu, Ibu Sri berharap agar mahasiswa kelak dapat memberi sumbangsih positif secara nyata terhadap kehidupan masyarakat di sekitarnya.
Langkah pembaruan kurikulum yang dilakukan setiap 4 tahun-an ini diharapkan dapat terus menjaga relevansi kurikulum dengan perkembangan yang ada. Dengan demikian, alumni UI nantinya benar-benar dapat berdaya guna semaksimal mungkin dalam berkiprah di masyarakat luas.
Editor: Haikal Qinthara, Zahira Mahardhika
Foto oleh Wesley Tingey di Unsplash
Discussion about this post