Menyambut pemilihan rektor Universitas Indonesia (UI) periode 2014 – 2019, pada Kamis (4/9/2014), Panitia Penjaringan dan Penyaringan Calon Rektor (P3CR) yang dibentuk oleh Majelis Wali Amanah MWA) mengadakan konferensi pers terkait perkembangan rekruitmen calon rektor di Gedung Rektorat lama Universitas Indonesia, Salemba. Dalam konferensi pers kali ini, P3CR turut mengundang beberapa pers nasional seperti RCTI, SCTV, Antara News, Jak TV, Kompas, dsb.
Konferensi pers tersebut dipimpin oleh beberapa pembicara dari P3CR seperti Debie Dahlia selaku Sekretaris, Prof. Dr. dr. Farid A. Moeloek selaku Perwakilan MWA UI dan Prof. Amal Chalik Sjaaf selaku Ketua Pansus. Dalam konferensi tersebut turut hadir Prof Martani selaku Wakil Dosen dari P3CR, Diana selaku perwakilan staff Pendidikan P3CR, dan Alfath sebagai Perwakilan mahasiswa sarjana dari P3CR.
Debie membuka konferensi dengan mengatakan bahwa P3CR sengaja mengundang media untuk menyampaikan bahwa saat ini UI sedang menggelar ritual akbar untuk mendapatkan rector terpilih. Pemilihan rektor kali ini dianggap sebagai momentum yang sangat penting yang akan menentukan eksistensi UI lima tahun ke depan. Kemudian, Debie menjelaskan timeline pemilihan rektor mulai dari pendaftaran yang ditutup pada 11 September 2014, seleksi, penyaringan sampai pengumuman rector terpilih nanti pada tanggal 20 November 2014.
Jumlah calon rektor yang sudah terdaftar oleh P3CR sampai saat ini ada 10 orang. Mereka berasal dari dalam dan luar UI. Debie juga mengatakan P3CR sudah pro aktif dalam mengundang calon rector untuk mengikuti pilrek. “Jadi memang saat ini masih 10 orang, tapi kita tetap optimis di hari pendaftaran akhir akan mendapatkan lebih banyak lagi,” tutur Debie.
Menurut Debie, saat ini UI sedang berlomba dengan pemerintah yang baru dalam menjaring putra-putri terbaik bangsa. Kalau pemerintah sedang mencari putra-putri terbaik bangsa untuk menjadi menteri, maka UI sedang mencari putra-putri terbaik bangsa untuk menjadi rektor.
Konferensi berlanjut ke dalam sesi Tanya jawab. Pertanyaan pertama dari Reza – Jak TV adalah tentang kriteria calon rektor UI yang paling dikedepankan. Debie langsung menjawab bahwa kriteria yang diinginkan adalah Integritas, Komitmen, serta Berwawasan Luas seperti yang ada di dalam Tata Tertib MWA UI.
Pertanyaan selanjutnya dari Ester – Harian Kompas yang memberikan tiga pertanyaan. Tentang peluang adanya rektor UI yang bukan berasal dari dalam UI karena belum ada dalam sejarah, adanya suara Menteri dalam pemilihan rektor seperti statute PTN BH, kemudian tanggapan mengenai pemimpin universitas yang melakukan korupsi.
Prof Moeloek menjelaskan bahwa yang bisa menghindarkan seseorang dari perilaku korupsi adalah pendidikan karakter. Karena itu, ia berharap UI bisa menghasilkan pendidikan yang berkarakter untuk mencegah hal itu. Kemudian terkait kemungkinan pihak luar menjadi rektor UI, Prof Moeloek mencontohkan Universitas PBB di Jepang yang memiliki pernah memiliki rektordari Indonesia. “Peluang seperti inilah yang ingin kita cari dari pihak luar UI. Kalau punya kemampuan ya silakan,” kata Prof. Moeloek.
Kemudian Prof Amal menjelaskan bahwa memang sesuai UU yang ada, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan memiliki suara sebesar 35% pada pemilihan terakhir dalam pilrek ini. Hal ini demi menjaga agar PTN BH tidak melenceng dari tujuan pendidikan sesuai kementerian.
Pertanyaan terakhir dari Olga – BO Economica yakni bagaimana masyarakat umum bisa tahu dan memberikan pendapat terkait pemilihan rektor UI seperti yang disebutkan sebelumnya. Debie menjelaskan bahwa masyarakat umum bisa mengakses melalui website sehingga konferensi pers yang sedang dilangsungkan juga menjadi salah satu cara untuk memberitahukan masyarakat umum. “Cara lain adalah dengan membuat pengumumannya di iklan tv maupun media cetak. Masyarakat juga bisa memberikan komentar melalui website dan media sosial namun tentu sesuai aturan yang berlaku agar bijak dalam berpendapat”, tutup dosen FIK UI ini.
Penulis : Jeffry Fauzan
Editor : Luqman Hakim
Discussion about this post