Senin, 10 November 2014, MWA UI menggelar pengumuman resmi nama tiga Calon Rektor UI di Balai Kirti, Rektorat Universitas Indonesia. Acara yang diadakan pada pukul 15.00 itu dihadiri oleh wartawan dari berbagai media nasional dan mahasiswa. Pihak MWA diwakili oleh empat orang, di antaranya yaitu Erry Riyana (Ketua MWA UI UD) dan Amar Khoerul Umam (Ketua MWA UI UM).
Pada pukul 15.30, ketiga nama pun diumumkan oleh MWA berdasarkan abjad nama. Ketiga nama tersebut adalah 1) Prof. Dr. Ir. Mohammad Nasikin, M.Eng, 2) Prof. Dr. Ir. Muhammad Anis, dan 3) Prof. Ir. Rinaldy Dalimi, M.Sc, Ph.D. Ketiga carek tersebut berasal dari Fakultas Teknik. Erry menyatakan bahwa ketiga nama tersebut merupakan hasil seleksi P3CR dibantu Panitia Khusus Pemilihan Rektor.
Tidak ada penjelasan mendetil mengenai bagaimana hasil tersebut diperoleh. MWA hanya menyatakan bahwa ketiga nama tersebut disaring melalui mekanisme seleksi yang telah dipublikasikan sebelumnya, yaitu tes MPPI (Minnesota Multiphasic Personality Inventory), wawancara, dan penilaian Rencana Strategis. Ketika ditanya lebih lanjut mengenai apa yang membuat ketiga nama tersebut lolos penilaian, MWA menyebutkan kriteria calon, diantaranya adalah integritas,
Saat sesi tanya jawab, beberapa mahasiswa menanyakan transparansi dari proses seleksi dan meminta agar skor dari masing-masing calon dipublikasikan agar masyarakat UI dapat melihat sendiri bagaimana hasil seleksi tersebut diperoleh. Namun, menurut Erry, hal tersebut tidak dapat dilakukan karena harus mendapat persetujuan dari pihak yang terlibat dalam penilaian. Selanjutnya, Erry menegaskan bahwa skor penilaian calon rector tidak akan dibuka karena skor hanyalah merupakan salah satu alat penilaian.
Jawaban ini pun mengundang sejumlah pertanyaan lainnya. Di antaranya, salah satu media yang hadir menanyakan mengapa mahasiswa UI bisa meragukan tranparansi Pemilihan Rektor di kampus mereka sendiri. Erry menjawab bahwa saat ini panitia Pilrek sudah mengupayakan transparansi dengan membuat website pemilihanrektor.ui.ac.id. Namun, memang tidak semua informasi bisa ditampilkan di sana. Amar menambahkan bahwa sebagai perwakilan MWA dari unsur mahasiswa, dirinya juga selalu menyebarkan informasi melalui akun media sosial baik pribadi maupun lembaganya. Namun, mengamini pernyataan Erry, Amar mengatakan bahwa ada informasi yang boleh disebar dan juga ada yang tidak.
Penulis: Yuanita Intan
Discussion about this post