Pada forum Dialog Interaktif (DIARI) yang dilaksanakan pada tanggal (09/06), Teguh Dartanto, Penjabat Dekan FEB UI mendeklarasikan adanya wacana Trial Kelas Luring dan Campus Visit bagi mahasiswa angkatan 2020. Bak ayam ditambat disambar elang, tepat di hari pengumuman kebijakan tersebut, diumumkan bahwa terjadi lonjakan lebih dari 1.500 kasus baru harian aktif COVID-19 yang menjadi awal mimpi buruk Indonesia.
Baca juga: Trial Class: Inovasi Menuju Pembelajaran Luring
Tiga bulan berlalu, memasuki bulan September kasus harian COVID-19 sudah mulai turun ke angka sekitar 10 ribu kasus dari yang awalnya mencapai 50 ribu kasus. Economica mengonfirmasi keberlanjutan wacana pelaksanaan kuliah blended tersebut kepada Dekan FEB UI, Teguh Dartanto.
FEB UI akan Melakukan Kuliah Blended Setelah UTS?
Teguh menyampaikan bahwa setelah melaksanakan diskusi informal dengan mahasiswa FEB UI serta dengan melihat perkembangan kasus COVID di bulan Juli—Agustus 2021 yang masih tinggi, FEB UI memutuskan bahwa perkuliahan akan dilaksanakan secara full online sampai dengan UTS. Namun, Teguh juga mengatakan bahwa terdapat kemungkinan pelaksanaan kuliah blended online dan offline di paruh kedua semester ganjil ini. “Dengan mempertimbangkan kondisi COVID-19 dan Vaksinasi Mahasiswa, maka kami tetap membuka ruang untuk mencoba perkuliahaan blended online dan offline,” jelas Teguh.
Sebelumnya melalui pesan siaran yang dikirimkannya, kepada civitas akademika FEB UI, Teguh juga menyampaikan bahwa akan ada gebrakan baru yang disiapkan oleh pihak FEB UI di semester ganjil ini. “Perkuliahan masih dilaksanakan secara daring dan semoga kita dapat terus melakukan continuous improvement di semester ini.” ujar Teguh.
Lebih lanjut, Teguh menjelaskan continuous improvement merupakan salah satu pesan utama dari Akreditasi AACSB di mana tahun depan FEB UI akan menerima visitasi peer review team AACSB. “Berbagai perbaikan dilakukan di level fakultas, kita merekrut dosen-dosen dengan PhD-PhD baru dari berbagai universitas terkemuka, merekrut professor asing, akan merekrut diaspora Indonesia untuk bergabung,” jelas Teguh. Selain itu, Teguh juga mengutarakan rencana FEB UI untuk melakukan investasi kepada dosen-dosen di FEB UI agar segera mendapatkan gelar S3 (doktor). Dosen juga didorong untuk naik pangkat jenjang jabatan fungsional.
CELEB, Gebrakan Paling Nyata dan Kelihatan
Masih dalam rangka continuous improvement, Teguh juga mengatakan FEB UI telah menyiapkan inovasi yang dianggapnya “paling nyata dan kelihatan”, yaitu dengan meluncurkan CELEB (Center for Education and Learning in Economics and Business). CELEB merupakan bagian dari upaya peningkatan kualitas belajar dan pembelajaran di FEB UI. Beberapa tugas yang dilakukan oleh CELEB FEB UI meliputi pengembangan dan pengelolaan mata kuliah wajib fakultas, pengembangan MOOCs (Massive Open Online Courses), serta pengembangan dan pemutakhiran desain pembelajaran mata kuliah, termasuk di dalamnya pedagogi, learning management system, metode, dan evaluasi pembelajaran.
Faktor Kesehatan Masih Menjadi Prioritas
Dalam kesempatan lain, Economica juga mencoba mengonfirmasi perkembangan wacana kebijakan tersebut kepada Irfani Fithria Ummul Muzayanah, Kepala Kantor Kemahasiswaan FEB UI.
Irfani menjelaskan bahwa adanya pandemi gelombang kedua memaksa pihak Dekanat FEB UI untuk menunda wacana pelaksanaan kuliah blended yang sempat dicanangkan. “Melihat kondisi belum kondusif dan dengan adanya varian yang lebih cepat menular jadi demi kesehatan dan keselamatan bersama kita tunda dulu (pelaksanaannya),” terang Irfani melalui pesan Whatsapp.
Ketika ditanya mengenai apakah masih terdapat kemungkinan untuk melaksanakan kuliah blended dalam waktu dekat ini, Irfani mengungkapkan bahwa masih terdapat kemungkinan pelaksanaan kuliah blended dengan memperhatikan kondisi yang ada. “Subject to perkembangan kondisi yang ada ya, tetapi semester yang sementara berjalan masih akan online,” terang Irfani.
Ia juga menambahkan, pihak Dekanat FEB UI akan terus memantau dinamika kondisi perkembangan kasus COVID-19. “Alasan kesehatan dan keselamatan bersama jauh lebih penting dan menjadi prioritas,” tegas Irfani.
Terkait dengan indikator apa yang digunakan FEB UI dalam menentukan keputusan pelaksanaan kuliah tatap muka, Irfani menjelaskan setidaknya terdapat dua indikator yang menentukan keputusan pelaksanaan blended-learning, yaitu perkembangan aturan pemerintah serta persiapan internal dari pihak FEB UI.
Ilustrasi oleh Viona Avinda
Editor: Maurizky Febriansyah, Muhammad Ramadhani, Muhammad Zaky Nur Fajar
Discussion about this post