Parkir sembarangan di sepanjang Jalan Lingkar yang melintasi Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) dan Fakultas Teknik (FT) UI merupakan permasalah lama yang tidak kunjung mendapatkan solusi. M. Binar Raffi Lazuardi (FMIPA 2023) merupakan satu dari sekian banyak mahasiswa yang merasa terganggu oleh isu ini.
Ia bercerita, “Waktu itu hari Jumat, niatnya mau ke asrama, tetapi ternyata salah bikun (bis kuning) dan waktunya sudah mepet buat salat Jumat. Waktu aku ke arah FE-FT, malah terjadi macet parah dan memakan waktu sekitar 20 menitan yang alhamdulillah-nya masih cukup buat salat Jumat.”
Masalah ini juga ramai disinggung melalui platform X di mana seorang anonim merasa terganggu dengan parkir liar yang mengambil banyak lahan jalan utama pada Kamis (9/10) melalui akun @ui_fess.
Usut punya usut, akar dari permasalahan ini adalah lahan parkir di FEB dan FT yang sering kali penuh sehingga memaksa mahasiswa yang membawa kendaraan pribadi, terutama mobil, untuk parkir di pinggir jalan. Economica melakukan wawancara dengan Satuan Pengamanan (Satpam) FEB dan FT UI dengan tujuan untuk memahami permasalahan yang terjadi dari perspektif kedua fakultas tersebut.
Melihat Pendapat Satpam FEB UI
Aep Saefudin (Aep) selaku salah satu satpam di FEB UI menjelaskan bahwa parkir sembarangan sudah menjadi masalah sejak lama, terlebih tiga tahun belakangan. FEB mempunyai lahan parkir yang dapat menampung sekitar 400 mobil, tetapi jumlah mobil yang ada seringkali melebihi kapasitas yang ada. “Kekurangan lahan parkir tuh karena banyaknya pengunjung tamu undangan dan acara yang hampir setiap hari ada di FEB UI, gak cuma mahasiswa saja,” ujar Aep.
Berdasarkan penelusuran Economica melalui Google Earth, diprediksikan bahwa luas lahan parkir mobil di FEB UI mencapai sekitar 6.710,06 meter persegi atau setara dengan 12,15% dari total seluruh lahan yang dimiliki FEB UI. Hal ini jelas menjadi keprihatinan lantaran luas parkir yang telah memakan sekitar seperdelapan dari FEB UI tetap tidak mampu memenuhi permintaan lahan parkir yang membludak.
Aep juga menyoroti permasalahan mobil yang kerap kali parkir di FEB dalam jangka waktu yang lama, bahkan hingga menjelang waktu magrib. “Sebetulnya, kalau mahasiswa sesi pagi datang bawa mobil, kemudian setelah perkuliahannya selesai dia langsung pulang, saya rasa bisa teratasi,” ujarnya.
Penuhnya lahan parkir di FEB juga menyebabkan multiplier effect berupa maraknya parkir liar di sepanjang jalan FEB dan FT serta di lahan parkir fakultas lain. “Seperti di jalan ini (depan FEB) penuh sampai ke ujung sana (FT). Mungkin ada sekitar 30 mobil yang parkir, itu yang terlihat. Mungkin ada juga yang parkir di FISIP atau entah di mana,” jelas Aep.
Selain itu, Aep merasa iba dengan mahasiswa FEB yang tidak mendapatkan parkir. “Mereka bayar (uang kuliah) di FEB, kemudian dia bawa mobil, dan malah nggak kebagian parkir, lalu cari ke sana ke mari.”
Setelah ditelaah lebih jauh lagi, Aep juga mengaku bahwa penyebab lain dari sulitnya lahan parkir di FEB adalah karena parkir FEB yang gratis sehingga banyak mahasiswa fakultas lain yang turut memarkirkan kendaraannya di FEB. Aep menambahkan, “Kalau kita tanya, anak FE bukan ini? FE, Pak. Padahal ternyata FT. Untuk masalah ini, kita memang belum memiliki payung hukum yang jelas. Kalau ditindaklanjuti, ya kasih aja kata rektor, kan sama-sama se-UI.”
Pernyataan Lain dari Satpam FT UI
Di sisi lain, Nopri Idris (Nopri) selaku satpam FT menyetujui bahwa masalah parkir ini memang sudah terjadi sejak lama. Akan tetapi, ia membantah prasangka bahwa mahasiswa FT banyak yang memarkirkan kendaraannya di FEB. Aep juga menuturkan bahwa FT sendiri memiliki lahan seluas lima hektar untuk tempat parkir.
“Kalau kita seleksi, saya jamin 50% yang parkir di EC anak FEB semua. Kita tau itu semua mahasiswa, tetapi kita nggak pilih kasih, lo mahasiswa (FT) atau bukan,” ujar Nopri.
Nopri mengungkapkan bahwa lahan parkir di FT sendiri mampu menampung hingga sekitar 300 mobil dan 1.000 motor dan masih dapat menampung kendaraan mahasiswa FT. “Tetapi ini yang parkir di dalam malah siapa? Kan nggak etis kalau ada fakultas ngelarang anak fakultas lain buat parkir di lahannya, orang sama-sama kuliah di UI,” tutur Nopri.
Selain itu, ia juga menjelaskan bahwa mobil yang parkir di tepi Jalan Lingkar sebenarnya milik mahasiswa dari berbagai fakultas, bukan FT saja. Kondisi ini juga sempat membuat satpam FT kewalahan karena sebagian besar parkir liar berada dalam jalur FT sampai vokasi bahkan di kedua jalur.
“Saya ditegur sama guru besar soal parkir yang di tepi jalan. Akhirnya kita koordinasi dengan Pengaman Lingkungan Kampus (PLK) terkait solusinya. Kita pasang barrier biar nggak ada parkir lagi di tepi jalan, nggak bisa kita ngelarang,” ucap Nopri.
Selain itu, program penghijauan UI atau UI Green Metric menjadi masalah utama kurangnya lahan parkir yang disoroti oleh Nopri. Ia menjelaskan, “Kalo Green Metric ini nggak ada, kalian bakal dapat lahan parkir. Karena ada penghijauan di dalam fakultas, lahan parkir jadi dikurangi.”
Saran dan Solusi dari Kedua Belah Pihak
Aep menganjurkan solusi untuk membuka lahan baru di depan FEB UI sebagai lahan parkir khusus mahasiswa. “Katakan di sini (dalam FEB UI) untuk penghijauan dan mungkin di dalam sini parkir mobil hanya khusus untuk dosen, staf, dan pimpinan,” tambahnya.
Selain itu, ia juga menjelaskan bahwa belum ada regulasi khusus yang mengatur parkir di dalam fakultas. “(Untuk peraturan) diderek PLK ya mungkin, kalau di sana (di pinggir jalan) seperti itu. Itu bukan tanggung jawab saya. Tanggung jawab kami ada di bagian dalam sini,” tambah Aep.
Namun, berdasarkan pengakuan Nopri sebelumnya serta pemantauan Economica, sanksi derek yang sudah diinformasikan melalui palang-palang tanda dilarang parkir dan berhenti sepertinya tidak diterapkan oleh PLK saat ini. Banyak mobil yang parkir di badan jalan yang tetap dibiarkan bahkan hingga malam hari. Upaya mencegah parkir liar hanya sekedar memasang palang traffic cone dan tali yang dipasang di pinggir jalan oleh PLK.
Aep memberikan solusi, yaitu menerapkan apa yang pernah dilakukan oleh FEB dulu, di mana mahasiswa baru tidak disarankan membawa kendaraan selama satu tahun. “Khusus maba satu tahun nggak boleh bawa kendaraan. Bukannya melarang membawa mobil, tetapi supaya lahan parkirnya mencukupi aja.”
Selain itu, Nopri menjelaskan bahwa sebenarnya telah ada antisipasi atas UI Green Metric dengan membangun lahan parkir baru di luar fakultas. Namun, inisiasi ini tampaknya hanya sekadar wacana tanpa adanya inisiasi lebih lanjut. “Ke depannya, UI bakal nyediain lahan parkir di sekitar Menwa dan mahasiswa yang kuliah akan naik bikun nantinya. Program ini bagus, tapi belum jalan,” ungkap Nopri.
*Kami sudah berusaha menghubungi PLK melalui surel dan mendatangi langsung kantor unit tersebut. Namun, sampai berita ini diterbitkan belum ada tanggapan dan kesediaan diwawancara.
Editor: Anindya Vania, Muhammad Syakhsan Haq, dan Muhammad Zaky Nur Fajar
Discussion about this post