Setelah genap empat dekade, the 40th Jazz Goes to Campus (JGTC) kembali menyuguhkan rangkaian pertunjukan yang megah pada hari Minggu 26 November kemarin, di Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Indonesia.
Sesuai dengan tema tahun ini yaitu “Jazzing Through Decades”, festival jazz tertua di Indonesia ini memberikan lineup 36 musisi yang mengilustrasikan keragaman musik jazz lintas generasi, dimulai dari musisi-musisi kontemporer seperti Danilla Riyadi, Vira Talisa, Tulus, Rendy Pandugo, RAN, dan Maliq & D’Essentials hingga Chaseiro, dan Fariz RM yang membawa penonton bernostalgia. “Untuk men-celebrate tahun ke 40 JGTC, kita mau bawain beragam sub-genre musik jazz yang tiap dekade selalu berkembang dan menghasilkan hal yang baru,” Ujar Arya Prisatria, Project Officer The 40th JGTC.
Rintik hujan yang terus turun tidak menghentikan pengunjung untuk menikmati 11 jam rangkaian acara sejak open gate pukul 13:00 siang. Lantunan lagu-lagu Al Mckay’s Earth, Wind & Fire yang groovy berhasil menghipnotis para penonton untuk berdansa bersama. Band asal Amerika Serikat ini membawakan lagu-lagu legendaris mereka, antara lain Boogie Wonderland, After The Love Has Gone, dan tentunya September.
Tulus menutup malam festival yang berakhir sekitar pukul 12 malam, dengan menyajikan lagu-lagu hitsnya antara lain Monokrom, Sepatu, dan Gajah. Walaupun mengaku sedang kurang fit, kehebohan penonton yang memenuhi area panggung Sprite menunjukkan kesuksesannya dalam mencuri hati penonton dengan suaranya yang khas.
Dalam wawancara, Arya Prisatria mengutarakan harapannya bagi JGTC di masa depan. “JGTC sebagai inisiator jazz music festival harus tetap jadi role model jazz festival lainnya,” ujarnya.
Kontributor : Sekar Sanding Kinanthi Joewono
Editor : Citra Mufthi
Discussion about this post