Seraya menanti perayaan ke-43 Jazz Goes to Campus (JGTC) yang akan direncanakan pada Februari mendatang. Berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya, tahun ini pencalonan Project Officer (PO) JGTC ke-44 dilakukan lebih dulu daripada perayaan festivalnya. Melalui penyelenggaraan Musyawarah Angkatan (Musang) 2018 yang menghasilkan terpilihnya PO JGTC ke-44. Hal tersebut dikarenakan melihat kondisi keterlambatan timeline dari perayaan JGTC ke-43 yang turut berdampak pula pada rangkaian acara JGTC ke-44.
Minggu (24/01) pukul 15.45 WIB telah diselenggarakan Musyawarah Angkatan 2018 terkait pencalonan PO JGTC ke-44 melalui Zoom. Musyawarah angkatan ini tujuannya untuk menggali lebih dalam dua calon PO JGTC yaitu Mahardhika Bagaskara (Manajemen 2018) dan Candra Hosea (Ilmu Ekonomi 2018). Kemudian, nantinya, akan dilakukan musyawarah mufakat oleh angkatan 2018 untuk memilih calon terpilih untuk mengepalai perayaan JGTC ke-44.
Skema Pemilihan yang Berbeda
Pencalonan Project Officer JGTC memang sedikit berbeda dengan berbagai kepanitiaan yang ada di FEB UI yaitu melalui musyawarah mufakat yang diselenggarakan melalui Musyawarah Angkatan 2018 bukan melalui mekanisme voting. “Musyawarah angkatan sendiri diselenggarakan karena Jazz Goes to Campus (JGTC) merupakan salah satu program kerja terbesar BEM FEB UI, dimana stakeholdernya akan banyak dipegang oleh angkatan 2018,” jelas Clarinta Afiefah Pramudya, moderator pada musyawarah angkatan dan Kepala Departemen Apresbud BEM FEB UI 2020.
Rangkaian Sesi dalam Musyawarah Angkatan 2018
Musyawarah angkatan dibagi menjadi empat sesi: Sesi Personality Calon Project Officer, Sesi Jazz Goes to Campus di Mata Project Officer, Sesi Publik Bertanya, dan Sesi Musyawarah untuk mencapai mufakat. Panelis yang hadir dalam musyawarah angkatan ini adalah Kontrol Internal Artist Relation JGTC 43 Asyifa Isvari, Wakil Koordinator Crowd Control Medic (CCM) JGTC 43 Bagaskara Gustar, Wakil Koordinator Aesthetic Decoration and Construction (ADC) JGTC 43 Muhammad Adriansyah. Musyawarah angkatan ini dimoderatori oleh Kepala dan Wakil Departemen Apresbud BEM FEB UI 2020, Clarinta Afiefah Pramudya dan Afla Azka Alia.
Musyawarah dibuka dengan pemaparan peraturan bagi calon Project Officer dan seluruh angkatan 2018 yang dibacakan oleh Moderator. Selanjutnya Moderator juga menjelaskan terkait beberapa pemberitahuan diantaranya; dalam musyawarah ini Apresbud dan panelis tidak memiliki suara dalam dalam penentuan calon Project Officer dan hanya berperan sebagai penengah. Kemudian Project Officer terpilih, melalui musyawarah ini, merupakan pilihan terbaik angkatan namun belum resmi menjadi Project Officer karena berdasarkan Standar Operasional Prosedur (SOP) dan Standar Pelaporan Keuangan (SPK) BEM FEB UI calon Project Officer akan resmi menjadi Project Officer setelah melewati rangkaian proses bidding dan administrasi lainnya.
Hasil Keputusan Musyawarah untuk Mufakat
Pada Akhir musyawarah dilakukan oleh seluruh angkatan 2018 yang hadir tanpa kehadiran dari kedua calon Project Officer. Musyawarah dilakukan secara mufakat dan disepakati bahwa Mahardika sebagai Project Officer Jazz Goes to Campus ke-44.
Ketika dihubungi oleh Economica, Mahardika mengaku senang dan bersyukur atas terpilihnya Ia sebagai pemimpin dalam acara yang Ia inginkan sejak lama. “It’s such a blessing! Gue benar-benar lost for words kalau ternyata satu angkatan 2018 bisa mempercayakan gue untuk menjadi pemimpin di acara yang sangat besar ini” ungkap pria yang biasa disapa Mahar.
Fokus untuk JGTC ke-43 sebelum JGTC ke-44
Berbicara mengenai langkah konkret yang akan dilakukan Mahar, Ia memilih untuk fokus terlebih dahulu dengan kewajibannya di JGTC ke-43 terlebih dahulu. Tak menutup kemungkinan, sambil melihat kemungkinan lain yang dapat dikembangkan. “Gue akan fokus ke situ (JGTC ke-43) dulu aja dan mencoba melihat every single little detail yang mungkin bisa gue kembangkan di JGTC ke-44. Setelah (JGTC ke-43) udah kelar, hal yang paling mudah untuk gue lakukan adalah hearing dengan PO dan PI JGTC ke-43. Gue akan melakukan riset yang banyak mengenai acara ini mau itu mengenai hal buruk maupun baik” jelas Mahar.
Selain berbicara mengenai langkah konkret, Mahar juga ingin menyempurnakan visi dan misi yang sempat ia sampaikan dalam Musyawarah Angkatan 2018. “Gue seneng banget mendapatkan banyak masukan-masukan kritis dari banyak orang. Tentunya gue akan merevisi segala kekurangan yang ada di konsep gue dan revisi yang gue lakukan ini tentunya juga dengan bantuan teman-teman dan panitia JGTC sebelumnya” lanjut Mahar.
Optimistis dengan Kesuksesan JGTC ke-44
Ketika ditanya mengenai seberapa jauh Mahardika meyakini kesuksesan jalannya JGTC ke-44, Ia menyatakan semua hasil akhir kembali kepada pihak-pihak yang terlibat didalamnya. “Gue yakin 100% sukses di bawah kepemimpinan gue, kalau ternyata orang-orang yang dibawah gue juga bisa commit kepada JGTC” jelasnya kepada Economica. Lebih lanjut, Mahar mengungkapkan bahwa JGTC yang sukses adalah JGTC yang bisa membuahkan inovasi baru dan memberikan value added yang banyak kepada mahasiswa.
“Gue mengatakan kalau gue yakin 100%, karena apa yang ingin gue bawa ke JGTC tahun depan sudah well-thought out mau itu dalam kondisi pandemi ataupun normal. Jika orang-orang yang dibawah gue juga melakukan hal yang sama, then the sky is the limit for JGTC” pungkas Mahar.
Sebagai penutup, Mahar mengharapkan bantuan dari banyak pihak dengan menyampaikan ide dan masukan yang kritis sebagai upaya dalam menghasilkan acara yang lebih baik. Ia merasa masih banyak rintangan yang akan dilalui dalam persiapan menuju perayaan festival JGTC ke-44 kedepannya. Namun, dirinya menilai rintangan akan jauh lebih mudah dilewati jika semua pihak bisa bekerja sama dengan baik.
Editor: Haikal Qinthara
Foto oleh Catherine Kurniawan dan Fahri Dewanto dari Instagram @jgtcfestival
Discussion about this post