Proses panjang yang telah dilalui oleh FEB UI demi meraih akreditasi AACSB (Association to Advance Collegiate Schools of Business) telah mencapai puncaknya dengan visitasi yang dilakukan oleh Peer Review Team (PRT) pada tanggal 4-7 September 2022. PRT ini beranggotakan Prof. Michael Ewing (Deakin University Australia), Prof. Kangjuan Lyu (SILC Business School, Shanghai University China), dan Prof. Viput Ongsakul (NIDA Business School, Thailand) yang merupakan dekan dan mantan dekan dari sekolah-sekolah bisnis yang telah terakreditasi AACSB. AACSB merupakan organisasi nirlaba yang telah berdiri sejak tahun 1916 sebagai perkumpulan sekolah bisnis ternama di dunia dengan standar-standar tertentu yang telah ditetapkan.
Dalam momen Dies Natalis yang ke-72 FEB UI dan proses visitasi yang sudah dilakukan, Economica ingin mengetahui lebih lanjut terkait respons dari tim yang melakukan visitasi. Bagaimana harapan tim akreditasi AACSB FEB UI terkait kapan keputusan AACSB dapat disandang oleh FEB UI?
Untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan di atas, kami berkesempatan mewawancarai Herda Pradsmadji selaku Communicator AACSB FEB UI.
Persiapan Menuju Puncak AACSB
Proses panjang untuk meraih akreditasi AACSB ini telah dilalui FEB UI sejak tahun 2015. “Tahun 2015 kita baru eligible, artinya baru diterima untuk bisa ikut dalam proses akreditasi. AACSB merupakan proses perbaikan berkesinambungan. Kita harus dapat menunjukkan bagaimana standar-standar yang telah mereka tentukan dapat kita ikuti,” ujar Herda Pradsmadji.
Dari 14 prodi yang ada di FEB UI, 12 prodi di antaranya akan ikut dalam proses akreditasi karena merekalah yang memenuhi syarat kewajiban di mana 25% materi pengajarannya harus memiliki konten pengajaran bisnis. Sepanjang tahun 2015 hingga 2022, FEB UI terus menyerahkan berbagai laporan yang disebut sebagai iSER (Initial Self Evaluation Report) dan SER (Self Evaluation Report) yang berisikan proses, perbaikan, dan rencana yang dimiliki oleh FEB UI menyesuaikan dengan standar-standar yang ditentukan AACSB.
Tantangan dan Upaya yang Dilewati dalam Proses Legalisasi AACSB
Upaya dalam mewujudkan akreditasi AACSB, persiapan komunikator, dan kampanye AACSB sudah mulai dicanangkan sejak tujuh tahun yang lalu, tepatnya pada tahun 2015. Sayangnya, pandemi membuat beberapa persiapan tersebut perlu diulang.
Tantangan lainnya juga dirasakan dari kesulitan dalam memproses 15 standar yang menjadi syarat akreditasi AACSB, menurut Herda, membutuhkan continuous improvement yang memerlukan dokumentasi dan pembuktian langsung hingga mencapai titik visitasi ini.
Dalam perwujudannya, 15 standar tersebut terbukti antara lain membuahkan hasil dengan terdorongnya pencapaian UI dalam menghasilkan penelitian terbanyak dalam tujuh tahun terakhir. Menurut Herda, ini menunjukkan adanya upaya keras dibalik perwujudan bagian standar dalam AACSB yaitu strategi manajemen, inovasi, penelitian dan publikasi.
Usaha lain dalam mewujudkan standar intensitas hubungan mahasiswa dan tenaga pendidik juga terlihat dengan semakin aktifnya keterlibatan mahasiswa pada proyek penelitian dengan dosen, transparansi penilaian mahasiswa yang mudah untuk diakses, serta komunikasi dua arah antara mahasiswa dengan dosen yang secara giat disuarakan, baik untuk menyampaikan kendala maupun meminta bimbingan akademis.
Secorak Harapan Menuju Tahap Akhir AACSB
Tujuh tahun bukanlah waktu yang singkat, dalam visitasi yang sudah berhasil dilalui FEB UI, Herda memberikan keterangan bahwa FEB UI mendapat banyak respon positif dari Peer Review Team.
“Tentu ini memberikan optimisme bagi kita. Peer Review Team akan melaporkan kepada Internasional Accreditation Committee dan Rapat IAC (Initial Accreditation Committee) yang akan memutuskan,” tutur Herda. Adapun Herda mewakili tim AACSB FEB UI mengharapkan hasil keputusan IAC didapatkan sebelum akhir tahun ini.
Akreditasi AACSB diklaim oleh Herda sebagai salah satu triple crown yang sulit dicapai dan harus bisa bersaing dengan sekolah bisnis ternama lainnya. Telah banyak program yang dicanangkan dalam upaya mengomunikasikan AACSB kepada para mahasiswa, dosen dan tendik, seperti pengadaan Quiz AACSB berhadiah yang diklaim oleh Herda hasilnya cukup memuaskan, mengadakan AACSB video mini competition, maupun memilih mahasiswa ambasador yang telah dilangsungkan selama dua tahun silam.
Sosialisasi pada periode 18 Agustus silam juga sudah dilangsungkan untuk memperkenalkan AACSB kepada mahasiswa. “Dalam upaya-upaya tersebut, pihak BEM memiliki banyak keterlibatan sebagai perpanjangan tangan,” jelas Herda.
Tidak hanya itu, dalam periode waktu Juli hingga Agustus lalu, Herda menjelaskan ada pertemuan dosen dan tenaga pendidik, kaprodi dan kepala departemen dan ILUNI untuk mensosialisasikan AACSB serta segenap proses yang sedang dijalani, sehingga pihak-pihak terkait mampu bekerja sama untuk mewujudkan akreditasi yang sudah tujuh tahun didambakan ini.
Dengan demikian, hasil baik yang didapatkan baik itu proses bertahun-tahun menuju eligible hingga visitasi yang dilakukan beberapa minggu lalu tidak luput dari semua pihak.
“Hasil perbaikan berkelanjutan yg terjadi hingga saat ini adalah kerja keras semua bagian dalam FEB UI dan dukungan para pemangku kepentingan,” ucap Herda.
Ilustrasi oleh Syifa Carla
Editor: Tara Saraswati, Anindya Vania, Muhammad Ramadhani
Discussion about this post