Seorang CEO dua perusahaan otomotif dunia ditangkap atas tuduhan pencucian uang serta penggelapan aset perusahaan tetapi berhasil kabur dari suatu negara ketat dengan bersembunyi di sebuah kotak besar dan hidup bebas hingga saat ini. Wow, ini kisah fiksi, bukan?
Fugitive: The Curious Case of Carlos Ghosn merupakan film dokumenter kriminal yang menampilkan cuplikan arsip dari kisah nyata nan dramatis milik Carlos Ghosn. Lucy Blakstad, pengarah film ini, dikenal sebagai pembuat film dokumenter yang mengombinasikan orang-orang nyata dengan penampilan alami dan cinematic eye. Setelah memenangkan Bafta 2021 untuk Spesialis Faktual Terbaik dan Emmy 2021 untuk Dokumenter Sains dan Teknologi Luar Biasa, Lucy Blakstad sekali lagi mengarahkan film dokumenter yang ia tulis bersama Cameron Mitchell. Dokumenter kali ini diperankan oleh orang-orang yang terlibat dalam kisah perusahaan Renault dan Nissan kecuali Carlos Ghosn sendiri yang menolak keterlibatannya dalam produksi film ini. Film yang diproduseri oleh Aloke Devichand, Christian Holland, Paul Moreira, dan Hyoe Yamamoto ini dirilis pada 26 Oktober 2022 dan dapat disaksikan melalui layanan streaming digital Netflix.
Sinopsis
Film ini berkisah tentang Carlos Ghosn yang merupakan CEO dari dua perusahaan otomotif sekaligus, yaitu Renault dari Prancis dan Nissan dari Jepang. Ghosn berhasil meraih posisi tersebut dengan kecerdasan dan wibawanya. Ia berhasil menyelamatkan Renault dan Nissan dari kebangkrutan dengan cara yang tidak disukai oleh para karyawan yakni pemecatan. Pengurangan jumlah karyawan secara massal memang merupakan kontroversi pada masa awal jabatannya, tetapi ternyata terbukti dapat mengangkat perusahaan dari rugi menjadi profit.
Sampai suatu saat, jumlah gajinya terungkap dan banyak pihak yang terkejut. Jumlah yang tidak masuk akal bagi CEO sekalipun dan tidak dilaporkan secara transparan. Sebenarnya, Ghosn sempat ditangkap dan bahkan dipenjara di Jepang atas tuduhan pencucian uang dan penyalahgunaan aset perusahaan. Dengan kelicikannya, Ghosn melarikan diri dari Jepang ke Lebanon karena pengadilan Jepang yang terkenal keras terhadap terdakwa dengan menyelundup di pesawat tanpa tertangkap. Dibantu oleh tentara veteran Amerika Serikat, Ghosn berhasil melewati mesin scan di bandara dengan alibi bahwa isi kotak tempat dimana Ghosn bersembunyi adalah alat musik yang akan rusak apabila terkena scan. Alhasil pihak maskapai membiarkannya lewat dan Ghosn terbang di dalam kotak bagasi sampai ke Lebanon.
Sampai sekarang, Ghosn masih berada di Lebanon dan tidak dapat diadili oleh pengadilan Jepang karena Lebanon dan Jepang tidak memiliki perjanjian ekstradisi. Hal ini tampaknya sudah diperhitungkan oleh Ghosn sejak awal kepemimpinannya di Renault yang ditunjukkan dengan keengganan perpindahan kewarganegaraan. Semua tindakan Ghosn ini akhirnya mengungkapkan latar belakangnya sebagai anak dari Jorge, seorang pedagang berlian yang ditangkap karena membunuh seorang pendeta. Banyak yang meyakini bahwa Ghosn mencapai banyak hal sebagai pembuktian bahwa Ia bisa melakukan pencapaian luar biasa terlepas dari latar belakang orang tuanya.
Alur dan Penyajian yang Memuaskan
Dengan cuplikan dan pernyataan dari orang-orang yang terlibat dalam kebangkitan Renault dan Nissan, film ini berhasil membawa penulis seolah ikut serta dalam roller coaster perjalanan Carlos Ghosn menyelamatkan kedua perusahaan dari kebangkrutan. Menariknya, film berdurasi 95 menit ini dikemas dengan alur yang rapi dan sistematik dengan selingan animasi, sehingga sangat cocok bagi kamu yang menyukai film dokumenter kriminal dengan durasi yang tidak begitu lama dan mudah dicerna.
Penonton tidak kebingungan dalam mengikuti setiap langkah dari cerita Ghosn karena setiap orang yang terlibat dalam kasus mampu menyampaikan pengetahuan mereka dengan terstruktur. Penonton juga mendapatkan penilaian yang cukup objektif melalui penguraian saksi perjalanan hidup Ghosn termasuk penilaian baik dan buruknya pahlawan bagi kedua perusahaan Renault dan Nissan ini.
Bukan hanya itu, pengambilan gambar di ruang wawancara tokoh yang terlibat diiringi dengan suasana yang terkesan tegas. Suasana ini juga disesuaikan dengan siapa yang sedang diwawancara, seperti pekerja pembantu di rumah Ghosn yang diwawancarai sambil membereskan baju Ghosn. Penyisipan iringan musik juga berhasil lebih menjiwai berbagai kejadian, contohnya musik yang berhasil membuat penulis untuk berdegup kencang ketika Ghosn berusaha melarikan diri.
Kami Ragu Film Ini tentang Buronan
Terlepas dari kelebihannya, judul Fugitive (Buronan) terasa kurang tepat mengingat hanya sedikit kisah yang disajikan setelah Ghosn dituduh dan ditangkap atas kasus pencucian uang serta penyalahgunaan aset perusahaan. Minimnya fakta dan dokumentasi serta nihilnya kehadiran pihak yang terlibat dalam pelarian Ghosn mengakibatkan dokumenter tidak terasa lengkap dan terkesan diselesaikan dengan tergesa-gesa jika dibandingkan dengan film dokumenter yang sudah disusun dengan begitu cermat. Penutup dari film juga kurang jelas sehingga penulis berharap bahwa film dibuat dengan detail yang lebih lengkap.
Penilaian Akhir: Terima Kasih, Kami Berhasil Terkesan
Secara keseluruhan, Fugitive: The Curious Case of Carlos Ghosn patut diberikan rating 4 dari skala 5 poin mengingat kisah dan amanatnya yang luar biasa. Seorang CEO dua perusahaan otomotif dunia ditangkap karena pencucian uang serta penggelapan aset perusahaan tetapi berhasil kabur dari suatu negara dengan peraturan yang ketat dengan bersembunyi di sebuah kotak besar dan hidup bebas hingga saat ini. Kisah ini biasa kita jumpai dalam novel, tetapi Ghosn dapat mewujudkannya di dunia nyata.
Dalam film dokumenter ini, kita diperlihatkan dengan gamblang bagaimana kekuasaan dapat merusak manusia. Citra baik yang susah payah dibangun Carlos Ghosn ketika menjadi pahlawan Renault dan Nissan hilang begitu saja karena kelicikannya sendiri. Kita sebagai manusia terkadang lupa untuk bertanggung jawab setelah mendapatkan yang diinginkan, meskipun itu adalah hal yang sebelumnya setengah mati kita perjuangkan. Manusia, siapapun itu, seharusnya sadar bahwa jabatan, kedudukan, atau kekuasaan sungguh tak berarti apabila hanya membuat kita tinggi hati dan lupa diri semata.
Editor: Qisthan Ghazi
Ilustrator: Viona A. Zahran
Discussion about this post