“Here, all we get are a few specks of time where any of this actually makes any sense.” “Then I will cherish these few specks of time.”
Mulai dari drama keluarga, fiksi ilmiah, komedi surreal, hingga dinamika ras dan gender, Everything, Everywhere, All At Once berupaya memberikan segalanya kepada penonton di waktu yang bersamaan. Dirilis pada Maret 2022, film besutan ‘Duo’ Daniels (Daniel Kwan dan Daniel Scheinert) ini kembali meramaikan dunia perfilman pada 2023 karena sukses memborong penghargaan-penghargaan film paling bergengsi di dunia seperti BAFTA, Golden Globe, dan Academy Awards. Lantas, apa yang membuat film ini begitu spesial?
Sinopsis
Film ini berfokus pada Evelyn (Michelle Yeoh), seorang wanita imigran Tionghoa paruh baya yang tengah disibukkan oleh audit pajak penatu miliknya. Hidup bersama Waymond (Ke Huy Quan), suaminya yang patuh tapi tak dapat diandalkan, Evelyn terpaksa memegang kendali atas usahanya di samping mengerjakan kewajiban rumah tangga. Kesibukan ini memperburuk hubungan Evelyn dan putri semata wayangnya, Joy (Stephanie Hsu).
Evelyn lalu bertemu dengan Alpha Waymond, versi lain suaminya yang berasal dari semesta Alpha yang memohon kepada Evelyn untuk menyelamatkan seluruh multisemesta. Menyanggupi permintaan tersebut, Evelyn mengunjungi dirinya di semesta lain untuk menyelamatkan seluruh multisemesta, penatu, dan putrinya.
Ulasan
Bagi saya, menyaksikan perjalanan tersebut tidak membosankan sedikitpun karena Daniels begitu apik merajut drama keluarga, komedi, dan aksi dalam alur cerita yang terungkap secara tak terduga. Penonton akan terpukau, tertawa, dan terharu karena akting para pemeran begitu menghayati peran yang mereka jalani di berbagai semesta. Untuk yang sudah menikmati film multisemesta Doctor Strange: Multiverse of Madness, film buatan Duo Daniels ini akan memberikan pengalaman yang sama sekali berbeda.
Dari segi visual, film ini menampilkan banyak detail karakteristik stereotip Asia pada latar tempat dan busana karakter. Memperkaya pengalaman visual penonton, sejumlah transisi antaradegan bahkan sengaja dibarengi dengan pergantian semesta yang dipotret dengan begitu mulus. Tak kalah menarik, musik latar yang dipakai dengan tepat mengiringi perkembangan setiap karakter dan ketegangan antarkarakter.
Hal lain yang menonjol dari film ini adalah humor absurd khas Duo Daniels. Sama seperti film mereka sebelumnya, Swiss Army Man, film ini banyak memuat adegan, dialog, dan pengaturan latar tak masuk akal yang jenaka. Sekalipun menghibur, saya merasa pertengahan film ini terlalu panjang mempertontonkan humor absurd tersebut.
Rating dan Kesimpulan
Setitik kekurangan tersebut tidak menghalangi film dalam membawakan pesan-pesan berarti bagi penontonnya. Salah satunya adalah keputusan Evelyn untuk tetap menghargai kehidupannya pada semesta ini sekalipun disodorkan pilihan yang lebih baik pada semesta-semesta lain. Evelyn belajar untuk menerima Waymond, Joy, dan dirinya sendiri.
Keseluruhan pengalaman saya menonton film ini dapat diringkas dengan nilai 94/100. Everything, Everywhere, All At Once merupakan film yang menghibur, mengharukan, dan membuat kita merefleksikan kembali pilihan serta alternatif yang kita temui dalam hidup. Jika anda mencari film aksi, komedi, atau drama keluarga, film ini harus masuk ke dalam daftar yang tontonan karena menyajikan semuanya di saat bersamaan.
Referensi
https://a24films.com/films/everything-everywhere-all-at-once
https://www.imdb.com/title/tt6710474/
Editor: Aribho Rahman, Dhia Rana Nugraha, Yasmine Nathifa Zahira, Alifia Yumna M.
Discussion about this post