Oleh : Naufal Maulana
“If you want your children to be intelligent, read them fairy tales. If you want them to be more intelligent, read them more fairy tales.” – Albert Einstein
Ingatkah anda dengan dongeng Cinderella, Malin Kundang, Si Kancil, Bawang Merah Bawang Putih, dan dongeng-dongeng pengantar tidur lainnya? Masih ingatkah anda ketika dulu ibu dan ayah mendongeng untuk anda malam sebelum tidur? Terpesonakah anda dengan suara mereka? Atau terkesankah dengan belaian dan pelukan penuh kasih sayang mereka? Rindukah ketika anda bertanya dengan begitu polosnya mengenai segala hal saat mereka mendongeng? Atau bahkan mungkin anda tidak pernah sama sekali dibacakan dongeng oleh mereka?
Kegiatan mendongeng tentu sudah tak asing lagi, namun perlu diakui jika saat ini ada beberapa di antara generasi kita yang bahkan tidak pernah dibacakan dongeng oleh orangtua mereka. Hal ini dikarenakan kini eksistensi dongeng mulai terlupakan, kian memudar seiring perubahan zaman. Banyak orangtua yang meninggalkan budaya mendongeng untuk anak dengan alasan kesibukan. Mereka menganggap bahwa mendongeng merupakan sesuatu yang ribet dan merepotkan. Kini para orangtua lebih memilih memanfaatkan teknologi digital dan gadget untuk menghibur buah hati mereka. Padahal mendongeng merupakan kegiatan positif yang dapat mengeratkan hubungan anak dan orangtua serta dongeng yang dikisahkan langsung dari mulut orangtua merupakan hiburan yang tepat untuk anak, tidak sekedar hiburan melainkan juga merupakan sarana pendidikan.
Menurut Wikipedia, dongeng merupakan suatu karya sastra yang berceritakan tentang suatu kejadian luar biasa yang penuh khayalan (fiksi) yang dianggap oleh masyarakat sebagai sesuatu yang tidak benar-benar terjadi. Budaya dongeng sudah dikenal lama oleh bangsa Indonesia. Seperti di Riau, budaya Melayu yang memiliki tradisi aktivitas mendongeng yang dikembangkan dengan permainan kata-kata dan pantun. Indikator keberadaan dongeng dalam budaya Indonesia sejak dulu terlihat dari begitu banyaknya cerita rakyat yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia seperti legenda Situ Bagendit di Jawa Barat, kisah terbentuknya Danau Toba di Sumatra Utara, Kisah La Sirimbone dari Suawesi Tenggara, Legenda Putri Mandalika dari Nusa Tenggara Barat, bahkan di papua pun terdapat cerita rakyat yaitu salah satunya Kisah Batu Keramat. Ini semua bermula dari dongeng yang turun temurun diceritakan oleh para orangtua untuk menanamkan nilai, moral dan etika.
Seperti yang kita ketahui bahwa fungsi edukasi tidak hanya dilaksanakan oleh institusi pendidikan, melainkan juga harus dilaksanakan oleh keluarga sebagai agen sosial pertama yang dikenal oleh individu. Salah satu caranya yaitu melalui kegiatan mendongeng untuk anak. Banyak ahli parenting yang menyarankan para orangtua untuk membacakan dongeng kepada anak secara rutin. Hal ini didukung dengan berbagai penelitian yang menyatakan bahwa dongeng memiliki dampak positif terhadap perkembangan psikologis dan kecerdasan anak baik secara intelektual maupun emosional.
Ada setidaknya empat manfaat yang dapat diperoleh dari kegiatan mendongeng. Manfaat pertama yaitu dongeng dapat meningkatkan minat baca anak. Berdasarkan survey UNESCO, rata-rata nasional buku yang dibaca oleh rakyat Indonesia tidak lebih dari 1 judul buku pertahunnya. Hal ini tentu sangat tertinggal jauh dari negara-negara maju seperti Jepang dan Amerika yang penduduknya memiliki minat baca yang sangat tinggi, penduduk Jepang rata-rata membaca 10-15 judul buku per tahunnya. Bahkan dengan Malaysia pun Indonesia masih tertinggal, penduduk Malaysia rata-rata membaca 3 judul buku per tahunnya. Ada apa dengan Indonesia? Apa yang salah dengan rakyatnya hingga sebegitu rendahnya minat untuk membaca buku? Menurut penulis, hal ini bukan dikarenakan rakyat Indonesia sebegitu miskinnya sehingga tidak mampu membeli buku, melainkan minat baca yang rendah ini terjadi karena para orang tua tidak menumbuhkan minat baca anak sejak dini.
Jika ingin buah hati memiliki minat baca yang tinggi, maka mendongeng adalah cara yang tepat untuk mewujudkan hal tersebut. Dengan rutin membacakan dongeng pada anak, maka mereka akan tumbuh rasa tertarik dan penasaran untuk membaca dongeng lainnya. Penting bagi para orangtua untuk memilih dongeng yang sekiranya menarik seperti buku yang penuh gambar dan berwarna-warni bagi anak sehingga akan menimbulkan kesan yang positif dan tentu si anak akan ketagihan untuk membaca dan mendengarkan dongeng. Para orangtua bisa menggunakan kesempatan ini untuk menjadikan buku sebagai teman yang menyenangkan bagi si anak. Para orangtua bisa sering-sering mengajak buah hatinya untuk mengunjungi toko buku dan membiarkan si anak untuk memilih sendiri buku dongeng yang ingin dibaca. Diawali dengan buku-buku dongeng, kemudian diharapkan rasa ingin tahu anak akan meluas ke buku-buku lainnya seperti buku ilmu pengetahuan, agama, novel, dan lainnya.
Manfaat kedua dari dongeng yaitu dapat meningkatkan keterampilan dalam berbahasa. Keterampilan verbal merupakan keterampilan awal yang dimiliki oleh seorang individu, sehingga sangat tepat jika kegiatan mendongeng dilakukan oleh para orangtua sedini mungkin. Semakin sering anak dibacakan dongeng maka semakin sering pula anak terbiasa menyerap struktur kalimat dan kata-kata yang diucapkan oleh orangtua dan berusaha untuk memahaminya. Kosa kata yang didengar akan semakin memperkaya jumlah kata yang anak ketahui dan pahami. Kosa kata ini nantinya akan mempermudah anak untuk mengekspresikan perasaan atau apapun yang ia pikirkan, hal ini akan membuat anak akan mudah untuk bersosialisasi dengan lingkungan sekitarnya. Oleh karena itu penting bagi orangtua untuk memperhatikan pemilihan kata saat membacakan dongeng agar kosa kata yang didengar dan diserap oleh anak merupakan kata-kata yang positif dan sopan.
Manfaat selanjutnya yaitu orang tua dapat menanamkan dan mengajarkan wawasan, nilai, moral dan etika kepada anak melalui dongeng. Mendengarkan dongeng merupakan cara yang menyenangkan dan efektif bagi anak untuk belajar mengenai nilai-nilai kebaikan, mana yang baik dan harus diikuti, atau mana yang jelek yang tidak boleh dilakukan. Melalui karakter yang ada dalam dongeng, anak dapat belajar rasa empati, sikap tolong menolong, rendah hati, dan nilai-nilai kejujuran. Masih ingatkah anda dengan dongeng kura-kura melawan kelinci? Dongeng tersebut mengajarkan kepada kita bahwa kesombongan hanya akan membawa kerugian, tidak peduli seberapa kencang kelinci berlari, namun akibat kesombongannya akhirnya lomba lari tersebut justru dimenangkan oleh kura-kura.
Melalui dongeng, anak akan belajar tanpa adanya paksaan maupun tekanan karena orangtua sebagai pendongeng disini tidak bersikap memaksa atau menggurui. Rasa senang anak ketika mendengarkan dongeng akan membuat anak secara tidak sadar menyerap berbagai pesan moral dengan mudahnya. Selain itu, rasa santai dan nyaman saat mendengarkan dongeng akan membuat anak akan mengingat nasehat yang disampaikan dalam dongeng dalam jangka waktu yang lama.
Selanjutnya, manfaat yang terpenting dari kegiatan mendongeng yaitu dapat mempererat hubungan orangtua dan anak. Saat mendongeng anda dan orangtua bisa berpelukan, tertawa bersama dan bermanja-manja sehingga tidak hanya terjadi transfer wawasan dan nilai, namun juga terjalin kedekatan dan keakraban di antara keduanya. Kegiatan mendongeng sebelum tidur merupakan sarana berkumpul antara anak dan orangtua setelah seharian disibukkan oleh aktivitas masing-masing. Dengan dibacakan dongeng secara rutin, anak akan merasa diperhatikan dan disayangi oleh kedua orangtuanya. Apalagi bila selama berdongeng, orangtua juga menyentuh dan memeluk anak serta membelai rambutnya, kehangatan dan kasih sayang tentu akan mengalir.
Kegiatan mendongeng tentu jauh lebih efektif dibanding memberikan mainan atau gadget dalam rangka membangun keakraban dengan anak. Alasannya sederhana saja, selama mendongeng tentu tidak mungkin jika posisi orangtua dan anak berjauhan. Pastinya saat mendongeng, anak akan mendekatkan tubuhnya pada orangtua sehingga terjadilah kontak fisik di antara mereka. Kontak fisik yang terjadi membuat anak merasa nyaman, tenang dan dekat dengan orangtuanya.
Selain itu, kelebihan mendongeng lainnya yaitu anak dan orangtua bisa saling berkomunikasi dua arah. Orangtua bisa melakukan interaksi tanah jawab dengan anak saat sedang bercerita seperti menanyakan bagaimana kelanjutan cerita atau pesan moral apa yang bisa dipetik dari dongeng tersebut. Sebisa mungkin orangtua dan anak saling bertanya sehingga diharapkan akan terjadi dialog dan diskusi yang positif. Oleh karena itu perlu dihindari memberikan dongeng melalui perantara teknologi, contohnya seperti membiarkan anak menonton dongeng di televisi atau mengunduh aplikasi dongeng pada smartphone lalu membiarkan anak untuk membacanya sendiri. Jika hal itu terjadi, maka komunikasi yang tercipta tidak lagi berlangsung dua arah melainkan hanya satu arah karena tidak adanya interaksi yang terjadi, anak hanya diberikan tontonan sehingga daya kritis, kreatifitas dan imajinasinya akan berkurang. Sehingga diharapkan anak belajar untuk berkomunikasi dengan manusia, bukan dengan dunia maya.
Demikianlah beberapa kelebihan dan manfaat dari mendongeng yang harus dipertimbangkan oleh setiap orangtua. Pada awalnya mungkin anda sebagai orangtua akan merasa bahwa anda tidak bersemangat untuk mendongeng terutama jika anda sedang repot dan lelah dengan berbagai pekerjaan sehingga anda merasa tidak memiliki waktu untuk mendongeng. Namun sebenarnya mendongeng itu mudah dan tidak menghabiskan waktu yang banyak, orang tua hanya cukup meluangkan waktu sekitar 10-15 menit per hari untuk membacakan sebuah dongeng bagi anak baik saat malam/siang sebelum tidur ataupun saat keduanya memiliki waktu senggang. Walaupun misal anda sebagai orangtua sedang berada di luar kota sehingga tidak memungkinkan untuk berada dekat dengan anak untuk membacakan dongeng, maka anda masih bisa memanfaatkan berbagai teknologi seperti Skype ataupun video call sehingga anda masih bisa tetap membacakan dongeng dan komunikasi yang terjadi pun masih dua arah.
Yang terpenting adalah ketika anda sebagai orangtua membacakan dongeng janganlah merasa terpaksa, lakukanlah dengan senang dan ikhlas agar anda bisa total dalam menyampaikan cerita. Hal ini karena keberhasilan dari kegiatan mendongeng ini tidak hanya ditentukan oleh bagaimana anak menyerap dan memahami dongeng, tetapi juga ditentukan oleh kesadaran, kemauan dan kemampuan orangtua dalam mendongeng.
Tidak seorang pun yang membantah manfaat dari mendongeng untuk anak. Oleh karena itu, menjadikan mendongeng sebagai kegiatan rutin merupakan keputusan terbaik bagi orangtua. Mendongeng sebaiknya tidak hanya dijadikan sebagai kegiatan rutin saja, mendongeng haruslah menjadi suatu kebutuhan bagi anak dan orangtua, mendongeng haruslah menjadi momen yang ditunggu-tunggu oleh keduanya.
Dengan segudang manfaat mendongeng, tentunya anda tidak ragu lagi kan mendongeng untuk anak anda? Selamat mendongeng~
“Sebelum kertas ditemukan oleh Tsai’Lun, sebelum mesin cetak ditemukan oleh Johann Gutenberg dimana keduanya menjadi medium tradisi tulis, peradaban dibangun oleh segulungan kisah dongeng”. – Pramoedya Ananta Toer
Penulis :
Naufal Maulana, Akuntansi UI 2015
Staff Penerbitan B.O. Economica 2016/2017
Staff Kajian KSM Eka Prasetya UI 2016/2017
Discussion about this post