Empat tahun yang lalu, Korea Selatan telah berhasil menyediakan panggung yang gempita untuk ajang Asian Games ke- 17. Saat ini, giliran Indonesia yang harus unjuk gigi untuk menjamu kurang lebih 15.000 atlet dari seluruh penjuru Asia. Berbekal dari pengalaman menjadi tuan rumah SEA Games 2017 silam, Indonesia tentu sudah memiliki grand design yang cakap. Stadion Utama Gelora Bung Karno akan menjadi venue utama bergulirnya ajang multi-sport event terbesar di Asia ini. Namun, perilaku anarkis kerap mengiringi kisah GBK dari era orde baru hingga saat ini. Maka dari itu, peran pemerintah sangat penting dalam menyukseskan Asian Games sekaligus membina budaya masyarakat.
“Aset yang dibangun oleh uang rakyat, uang pajak kita semua. Semestinya kita semua memiliki kepedulian dan menjaganya secara baik sehingga itu menjadi kebanggaan kita semua,” ujar Sri Mulyani di Kompleks Istana Presiden beberapa waktu yang lalu. Menteri Keuangan RI ini merujuk pada kasus kerusakan Stadion Gelora Bung Karno pasca penyelenggaraan final Piala Presiden. Pertandingan yang diadakan pada 17 Februari 2018 itu mempertermukan dua tim sepak bola raksasa, yaitu Persija Jakarta kontra Bali United. Kedua tim merumput di SUGBK (Stadion Utama Gelora Bung Karno) berlatar belakang supporter yang dengan bangga mendukung dari atas tribun.
Final turnamen pramusim ini dipadati lebih dari 68 ribu penonton. Antusiasme supporter masing-masing tim sedang pada puncaknya. Semarak teriakan penonton bersahut-sahutan terdengar hingga seluruh penjuru stadion. Supporter tim manapun akan menjadikan ‘’loyalitas tanpa batas’’ sebagai ruh yang mengukuhkan hati mereka. “Dimana ada gula disitu ada semut,” malam itu menjadikan Stadion Gelora Bung Karno panggung paling ramai di ibukota.
Stadion Utama GBK
Stadion Utama Gelora Bung Karno adalah sebuah stadion serbaguna di Jakarta, yang merupakan bagian dari kompleks olahraga Gelanggang Olahraga Bung Karno. Stadion ini biasanya digunakan sebagai tempat pertandingan sepak bola tingkat nasional maupun internasional. Selain digunakan untuk pertandingan sepak bola, Stadion Utama Gelora Bung Karno juga biasa digunakan untuk event besar lainnya seperti konser musik, acara negara, kampanye politik, dan peringatan hari besar agama. Saat ini Stadion Utama GBK mampu menampung sekitar 76 ribu penonton.
Sejarah pembangunan Gelanggang Olahraga GBK berawal dari ambisi Soekarno untuk membangun kompleks olahraga di Jakarta sekaligus ajang unjuk gigi kepada dunia. Proyek kolosal ini mendapat bantuan dari Soviet yang kala itu mesra hubungannya dengan pemerintah Indonesia. Pinjaman lunak yang diterima oleh pemerintah Indonesia dan arsitek Soviet yang terjun langsung dalam proyek itu pun adalah suplemen yang tepat untuk negara yang baru merdeka seperti Indonesia.
Dana pembangunan stadion GBK cair pada tahun 1959. Jumlah yang digelontorkan tidak sedikit yaitu 12,5 juta Dolar Amerika. Para insinyur dan teknisi Uni Soviet dilibatkan untuk merancang stadion berkapasitas 110.000 orang tersebut. Untuk ukuran Asia Tenggara, stadion ini diproyeksikan menjadi yang termegah dan terbesar.
Persiapan Asian Games 2018
Dengan Berakhirnya ajang Asian Games 2014 di Korea, menjadikan Indonesia yang berada pada antrian berikutnya menjadi tuan rumah penyelenggara kompetisi olahraga terbesar se-Asia ini. Pemerintah pun segera mempersiapkan segala kebutuhan menyambut datangnya event bergengsi yang diikuti empat puluh negara dari segala penjuru benua tersebut. Sebagai tindak lanjut dari Inpres No. 2 Tahun 2016 tentang Dukungan Penyelenggaraan Asian Games Tahun 2018, telah dibentuk Tim Satgas Infrastruktur untuk melaksanakan pengawasan dan melakukan upaya percepatan pembangunan prasarana dan sarana olahraga Asian Games XVIII-2018.
Pelaksanaan renovasi Kompleks GBK Senayan bertujuan untuk menciptakan Kompleks Olahraga GBK baru yang berorientasi masa depan. Sarana olahraga multifungsi ini ditata kembali agar aman dan inklusif secara sosial dalam rangka penyelenggaraan Asian Games XVIII-2018 yang akan berlangsung pada 18 Agustus sampai 2 September 2018. Hal ini sejalan dengan arahan Presiden Joko Widodo dalam Rapat Kabinet agar Komplek Gelora Bung Karno dapat berubah menjadi lebih baik, tertib, nyaman, lestari, dan dapat dibanggakan.
“Satgas Infrastruktur sebagai Pelaksana BSP-INASGOC bertugas melakukan koordinasi, monitoring, dan evaluasi kesiapan seluruh sarana dan prasarana (75 venues). Selain itu, berperan efektif mendukung penyediaan prasarana dan sarana olahraga yang fungsional, memenuhi persyaratan teknis dan standar internasional, dengan menetapkan strategi peran berjenjang. Panitia juga berkolaborasi dengan Direktorat Jenderal Cipta Karya Kementrian PUPR,” jelas Imam Santoso Ernawi, Ketua Satgas Infrastruktur ASIAN games.
Tidak sampai disitu, Imam lanjut menjelaskan, “Direktorat Jenderal Cipta Karya sebagai Kuasa Pengguna Anggaran (KPA) bertanggung jawab terhadap pembangunan dan rehabilitasi 16 venue olahraga, venue Jet Ski dan Layar di Ancol, rehabilitasi Padepokan Pencak Silat TMII, serta pembangunan/rehabilitasi venue Shooting Range dan Danau Dayung di Jakabaring Sport City Palembang. Selain itu, pembangunan Cofftea House dan Elevated Parking, penataan kawasan di Wisma Atlet Kemayoran, dan penataan kawasan Jakabaring Sport City Palembang juga adalah tanggung jawab mereka.’’
Renovasi GBK
Untuk mempercantik komplek Gelora Bung Karno sendiri memakan waktu selama 17 bulan, dari 15 Agustus 2016 hingga 31 Desember 2017. Pada tahun 2018 ini masih ada beberapa kegiatan penyempurnaan yang diperkirakan akan rampung pada akhir bulan Juni 2018. Beberapa rehabilitasi Gelora Bung Karno yang paling mencolok antara lain penggunaan rumput lapangan sepak bola jenis Zoysia Matrella, yaitu rumput kualitas kelas satu yang juga digunakan untuk kandang Bayern Munchen,Allianz Arena. Lalu, pencahaayan lapangan ditingkatkan dua kali lipat dari 1500 lux menjadi berkekuatan 3500 lux yang menjadikan kualiatas pencahayaan Gelora Bung Karno peringkat pertama di dunia untuk kategori stadion olahraga. Kemudian, pemasangan 80.000 single seat berwarna merah dan putih yang menghiasi tribun penonton pun turut memenuhi salah satu indikator GBK sebagai stadion berkelas internasional.
Renovasi GBK yang telah memenuhi pelbagai persyaratan internasional, fungsional dan kualitas secara keseluruhan menelan biaya sebesar 2,7 triliun Rupiah (per Februari 2018). Nominal yang fantastis itu harus diiringi dengan tanggung jawab seluruh stakeholder untuk penggunaan yang penuh tanggung jawab. Mulai dari hal kecil seperti membuang sampah pada tempatnya, hingga tertib ketika berada di tribun penonton dan tidak melakukan tindakan vandalisme.
Kerusakan GBK
Usia laga final Persija Jakarta melawan Bali United, Stadion Gelora Bung Karno diberitakan mengalami beberapa kerusakan. Belum genap sebulan semenjak diresmikannya wajah baru Gelora Bung Karno oleh presiden Jokowi, stadion yang rupawan itu kembali babak belur. Diduga penyebab kerusakan adalah penonton yang anarkis disertai pelanggaran tata tertib lainnya. Pihak berwenang segera melakukan peninjauan lapangan seusai insiden. ‘’Dari hasil peninjauan tercatat pagar tribun rubuh, pagar pembatas temporer rusak, 2 (dua) buah kursi tidak dapat digunakan lagi, pintu masuk di zona 9 rusak karena diterobos paksa, dan sekitar 80% taman seluas 4,8 Ha di kawasan GBK rusak. Dari hasil evaluasi sementara, kerusakan sudah mencapai 150 juta Rupiah. Sebelum pertandingan piala AFC tanggal 28 Februari 2018 dan event lainnya, masalah sudah harus beres.’’ terang Imam.
Pihak pengelola GBK dan Panitia Pelaksana Piala Presiden menyatakan bertanggung jawab untuk melakukan perbaikan fasilitas dan taman yang rusak di kawasan GBK. Perbaikan Stadion Utama harus dapat diselesaikan dalam waktu satu pekan, sedangkan untuk perbaikan tanaman di kawasan GBK tentunya membutuhkan waktu yang lebih lama, sampai dengan pertumbuhan tanaman yang sempurna.
Satgas Infrastrukur menyatakan dampak jangka panjang dari kerusakan fisik yang terjadi sebagai akibat ulah penonton Piala Presiden secara finansial tidak signifikan dan dapat segera diperbaiki. Namun, kekhawatiran lebih tertuju pada perilaku masyarakat, khususnya supporter tim sepakbola yang sedang bertanding di GBK. Penonton memerlukan proses sosialisasi agar lebih tertib, sportif, serta menumbuhkan rasa memiliki terhadap aset yang telah dibangun dengan susah payah, untuk tujuan yang baik dan berasal dari uang rakyat sendiri.
Nasib Asian Games selanjutnya
‘’Dengan adanya insiden perusakan tersebut, pemerintah tetap menjamin seluruh venue, termasuk Stadion Utama, di komplek GBK Senayan, tetap siap digunakan (Asian games) ’’ Ujar panitia INASGOC. Hal senada juga dikatakan wakil presiden Jusuf Kalla, bahwa kerusakan GBK dipastikan tidak akan menjadi distraksi dalam bergulirnya ajang olahraga se-Asia tersebut. Belajar dari pengalaman yang lalu, panitia pelaksanaan mengantisipasi beberapa celah yang masih kurang. Secara holistik, segala persiapan Asian Games mulai diperhatikan. Mulai dari antisipasi pendukung yang fanatik, pun dengan operasional yang lebih teratur.
Kontributor: Salsabila Raki, Yosia Kenneth Manurung, Dimas Kusuma Putra
Editor: Pieter Hans
Ilustrator: Nada Hardiva
Discussion about this post