Badan Perwakilan Mahasiswa (BPM) FEB UI telah menyelenggarakan Evaluasi Paruh Tahun (EPT) sebagai bentuk pertanggungjawaban lembaga eksekutif kemahasiswaan FEB UI pada hari Jumat (9/5) secara daring melalui Google Meet. EPT ini dihadiri oleh perwakilan lembaga eksekutif mahasiswa FEB UI, meliputi BEM FEB serta himpunan mahasiswa, seperti Kanopi, MSS, SPA, dan IBEC.
Evaluasi Paruh Tahun (EPT) FEB UI dibuka tepat pukul 12.30 oleh Arvyza, moderator EPT. Kemudian, dilanjutkan dengan kata sambutan oleh Yosia Setiadi, selaku Ketua BPM FEB UI. EPT kali ini agak berbeda dengan EPT sebelumnya karena pada EPT kali ini, perwakilan lembaga eksekutif kemahasiswaan FEB UI membahas pertanggungjawabannya terkait dengan perubahan konsep serta penundaan program kerja setiap lembaga akibat pandemi Covid-19. Perwakilan himpunan jurusan dan departemen BEM diberi waktu 12 menit pemaparan dan 6 menit sesi tanya jawab.
Sesi pertama diisi oleh pemaparan himpunan mahasiswa. Galih, perwakilan IBEC, himpunan mahasiswa jurusan Ilmu Ekonomi Islam dan Bisnis Islam, memaparkan bahwa program kerja seperti I-look dan i-share, telah terlaksana dengan baik melalui daring di tengah pandemi Covid-19. Adapun program kerja yang harus ditiadakan, yaitu kumpul bersama internal IBEC.
Selanjutnya, pemaparan Akmal Haidar, selaku perwakilan SPA, himpunan mahasiswa jurusan Akuntansi. Program kerja rutin SPA, seperti Jumat Mengkaji (Jumanji), tidak terganggu dengan adanya pandemi ini. Namun, untuk program kerja Student Development dan Business and Partnership Bureau, berupa diskusi serta seminar, akan ada kemungkinan beralih menjadi daring.
Kemudian, perwakilan himpunan mahasiswa jurusan Manajemen (MSS), Ananda Raf’i memaparkan salah satu proker MSS telah terlaksana di masa pandemi ini, yaitu RedSession yang dapat dilihat bersama di YouTube.
Terakhir, himpunan mahasiswa jurusan Ilmu Ekonomi (Kanopi) yang diwakili oleh Aghan, memaparkan bahwa saat ini, Kanopi telah mengeluarkan Economic Enlighten, yang sudah dirilis ketiga kalinya, dengan mengangkat tema bagaimana pandemi Covid-19 mempengaruhi perekonomian. Kanopi juga tengah bekerja sama dengan Departemen IE untuk memberikan subsidi pulsa bagi mahasiswa yang membutuhkan. Kedepannya, Kanopi akan melakukan kajian internasional dengan Melbourne University dan lembaga-lembaga terkait.
Sesi berikutnya dilanjutkan dengan pemaparan tujuh departemen BEM FEB UI. Egit Tri, Kepala Departemen Olahraga menjelaskan bahwa kegiatan UKF (Unit Kegiatan Fakultas) di bidang olahraga harus dihentikan selama pandemi. Sebagai gantinya, Naufal, Wakil Kepala Departemen Olahraga, menambahkan bahwa Departemen Olahraga berinisiatif untuk mengadakan Grey Virtual Championship (GVC), sebuah pertandingan mobile legend. Hal ini ditujukan untuk mengisi kekosongan selama pandemi dengan jumlah peserta 80 orang yang dibagi ke dalam 16 tim. Inovasi ini mendapat respon positif dari IKM FEB UI.
Departemen Entrepreneurship and Leadership Department atau ELD yang diwakili oleh Aldi, memaparkan bahwa di tengah pandemi ini, ELD berhasil melaksanakan EBS live melalui fitur Instagram live serta berhasil menyelenggarakan Makara Market Batch 1. Konsep acara ini menjadi free endorsement untuk bisnis mahasiswa UI melalui Instagram.
Selanjutnya, Ramadhany, Kepala Departemen Keilmuan, menjelaskan bahwa program kerja Student Research Development (SRD) direncanakan akan berlangsung secara online dan pelaksanaannya diundur menjadi 20 Mei mendatang. Kemudian, Departemen Pengabdian Masyarakat memaparkan bahwa pihaknya telah melakukan donasi sebagai salah satu program kerja FEB UI Peduli vol 1 dan berhasil mengumpulkan Rp39,36 juta.
Departemen Advokasi dan Kesejahteraan Mahasiswa memaparkan bahwa pihaknya selalu update informasi penting dari Dekanat kepada mahasiswa, perubahan kalender akademik, jadwal UTS, dan informasi ketiadaan semester pendek di tahun ini. Terdapat juga proker baru yaitu Ruang Asa yang fokus kepada kesehatan mental mahasiswa FEB, baik berupa pendampingan atau mendengarkan keluh kesah mahasiswa selama perkuliahan.
Selanjutnya, Departemen Apresiasi Budaya yang diwakilkan oleh Clarinta dan Azka, menjelaskan proker terbarunya yang berjalan baik yaitu selasa berbudaya dengan menggunakan aplikasi TikTok. Mahasiswa yang berpartisipasi diharuskan membuat video bertemakan budaya Indonesia dan akan dipilih 3 pemenang terbaik. Ada juga proker Seni Taman Makara (STM) yang biasa dilaksanakan dua kali dalam satu periode terpaksa harus digabungkan pada semester depan.
Terakhir, Rofian dari Departemen Kajian dan Strategis (Kastrat) mengatakan bahwa proker yang terlaksana baru-baru ini adalah berhasil membuat Kajian Insidental bersama lima organisasi kemahasiswaan FEB UI, antara lain BOE, MSS, Kanopi, SPA, IBEC. Kajian Insidental ini mengulas seputar ketahanan pangan saat pandemi. Selain itu, proker DISTARA yang akan dilaksanakan di pertengahan Mei berencana membawa isu terbaru yaitu perbudakan modern di kapal ikan.
*Tulisan ini telah disunting setelah dipublikasikan. Global Virtual Competition diubah menjadi Grey Virtual Championship.
Editor: Tesalonika Hana & Rani Widyaningsih
Foto: NEW DATA SERVICES di Unsplash
Discussion about this post